Efficiency Wages
Bagian penting lainnya dari ekonomi New Keynesian telah mengembangankan teori baru tentang pengangguran. Pengangguran yang persisten adalah suatu teka-teki untuk teori ekonomi. Biasanya, ekonom beranggapan bahwa kelebihan pasokan tenaga kerja akan menekan upah. Penurunan upah pada gilirannya akan mengurangi pengangguran dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diminta. Oleh karena itu, sesuai dengan standar teori ekonomi, pengangguran itu sendiri akan menyelesaikan persoalan dengan sendirinya.
Eonom New Keynesian sering mengarah pada teori dari apa yang mereka sebut efisiensi upah untuk menjelaskan mengapa mekanisme market-clearing ini gagal. Teori ini berpegang pada upah yamh tinggi membuat pekerja lebih produktif. Pengaruh upah pada efisiensi pekerja dapat dijelaskan pada kegagalan perusahaan untuk memotong upah meskipun terjadi kelebihan pasokan tenaga kerja. Walaupun penurunan upah akan mengurangi tagihan perusahaan, hal itu juga akan menyebabkan produktifitas pekerja dan dan keuntungan perusahaan akan turun.
Ada berbagai teori tentang bagaimana upah mempengaruhi produktivitas pekerja. Efisiensi upah. Teori pertama efesiensi-upah berpendapat bahwa tingginya upah buruh akan mengurangi turnover pekerja. Pekerja keluar dari perusahaan dengan berbagai alasan yaitu: untuk menerima posisi yang lebih baik di perusahaan lain, untuk mengubah karir, atau untuk berpindah ke negara lain. Semakin banyak perusahaan membayar para pekerja, semakin besar insentif mereka untuk tinggal dengan perusahaan. Dengan membayar upah yang tinggi, perusahaan akan mengurangi frekuensi pekerja yang keluar dari perusahaan, sehingga akan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk perekrutan dan pelatihan pekerja baru.
Teori kedua efisiensi-upah berpendapat bahwa rata-rata kualitas tenaga kerja dari sebuah perusahaan tergantung pada itu upah yang dibayarkan para karyawannya. Jika perusahaan mengurangi upah, karyawan terbaik mungkin akan mengambil pekerjaan di tempat lain, dan perusahaan dtinggal dengan karyawan kurang produktif yang memiliki alternatif kesempatan lebih sedikit. Dengan membayar upah di atas tingkat keseimbangan, maka perusahaan ini menghindari adverse selection, meningkatkan kualitas rata-rata dari tenaga kerja, dan dengan demikian meningkatkan produktivitas.
Teori ketiga efisiensi-upah berpendapat bahwa upah yang tinggi akan meningkatkan effort pekerja. Teori ini memposisikan bahwa perusahaan tidak dapat memantau dengan sempurna work effort karyawannya dan bahwa karyawan yang harus memutuskan cara sendiri untuk bekerja keras. Pekerja dapat memilih untuk bekerja keras, atau mereka dapat memilih untuk mangkir dan risiko tertangkap dan mendapatkan PHK. Perusahaan dapat meningkatkan work effort karyawan dengan membayar upah yang tinggi. Semakin tinggi upah, semakin besar adalah biaya pekerja untuk PHK. Dengan membayar upah lebih tinggi, perusahaan menekan beberapa karyawannya untuk tidak mangkir, dan dengan demikian akan meningkatkan produktivitas mereka.
A New Sintesis
Selama tahun 1990-an, perdebatan antara para ekonom New Classical dan New Keynesian menyebabkan munculnya sintesis baru antara macroeconomists tentang cara terbaik untuk memberikan penjelasan fluktuasi ekonomi jangka pendek dan peran kebijakan fiskal dan moneter. Sintesis baru ini mencoba untuk menggabungkan kekuatan dari pendekatan keduanya. Dari model new classical ini akan membawa berbagai pemodelan yang mencurahkan pada bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan dari waktu ke waktu. Dari model New Keynesian yang diperlukan adalah price rigidity dan menggunakannya untuk menjelaskan mengapa kebijakan moneter akan mempengaruhi kebekerjaan dan produksi dalam jangka pendek. Pendekatan yang paling umum adalah dengan mengasumsikan monopolistically competitive firms (perusahaan yang memiliki kekuatan pasar tapi bersaing dengan perusahaan lain) yang mengubah harga hanya intermittently.
Inti dari the new synthesis adalah pandangan bahwa perekonomian merupakan sistem dinamis keseimbangan umum (dynamic general equilibrium system) yang mempunyai deviasi dengan alokasi yang efisien sumber daya dalam jangka pendek karena adanya sticky price dan mungkin berbagai market imperfections lainnya. Dalam banyak hal, sintesis baru membentuk intelektual dasar untuk analisis kebijakan moneter pada Federal Reserve dan bank sentral di seluruh dunia.
Implikasi kebijakan
Karena ekonomi New Keynesian adalah school of thought mengenai teori ekonomi makro, para penganutnya tidak harus mempunyai satu pandangan tentang kebijakan ekonomi. Pada tingkat yang lebih luas, ekonomi New Keynesian menyarankan –berbeda dengan classical theories- resesi adalah keberangkatan dari normal efisien fungsi dari pasar. Unsur yang New Keynesian economic -seperti menu cost, staggered price, coordination failures, and efficiency wages- mencerminkan penyimpangan yang substansial dari asumsi ekonomi klasik, yang menyediakan dasar intelektualitas para ekonom ”yang biasa dengan justifikasi dari laissez-faire”. Dalam teori New Keynesian recessions disebabkan oleh perekonomian kegagalan pasar yang lebar. Dengan demikian, ekonomi New Keynesian menyediakan alasan bagi intervensi pemerintah dalam perekonomian, seperti countercyclical moneter atau kebijakan fiskal. Bagian ini dari ekonomi New Keynesian telah dimasukkan ke dalam sintesis baru yang muncul di antara macroeconomists. Apakah policymaker harus intervensi dalam prakteknya, bagaimanapun, hal ini merupakan sebuah pertanyaan yang lebih sulit yang mana dipengaruhi berbagai politik dan juga keputusan ekonomi.
Filed under: Keynesian, Uncategorized | Tagged: Menu Cost, New Classical, New Keynesian, school of thought, sticky prices | 7 Comments »